Selasa, 13 Oktober 2015

Ekonomi Lesu, Produk Kerajinan Napi Mangkrak Tak Terjual


Para napi membuat  meja belajar. Namun karena krisis ekonomi,  pemesan menghentikan pesanan.
Para napi membuat meja belajar. Namun karena krisis ekonomi, pemesan menghentikan pesanan.

Tulungagung – Lesunya ekonomi dalam beberapa bulan terkhir, tidak saja berimbas pada pengusaha, namun juga memukul para narapidana lembaga.
Pemasyarakatan Kelas II B Tulungagung , karena order sejumlah produk kerajinan buatan napi berhenti total , dan mangkrak , sehingga mereka tidak lagi mendapatkan premi.

Uang hasil menjual produk kerajian kepada pihak ketiga, meski sejumlah kerajinan macet , namun pihak lapas terus melakukan pelatihan kemandirian, sehingga dapat menjadi bekal seusai napi bebas dari hukuman.

Sejak 2 bulan terakhir , bersamaan terus lesunya perekonomian di Indonesia, juga menjadikan pukulan yang telak bagi para napi , penghuni Lapas Kelas II B Tulungagung.

“Sejumlah produk kerajinan buatan para napi yang dipesan oleh pengusaha atau pihak ketiga , seperti hanger baju , dan meja belajar , terpaksa berhenti total , dan mangkrak di salah satu gudang bengkel Karena belum laku terjual.” Demikian dituturkan Wahyu Prasetyo , Kalapas Kelas II B Tulungagung.
Hal ini disebabkan para pengusaha yang memesan produk kerajinan para napi menghentikan pemesanannya secara mendadak. Para pengusaha berdalih , sepinya pesanan dari sejumlah pelanggannya.

Sebelum menghentikan produksinya , setiap produk jadi yang telah laku terjual , sesuai kesepakatan antara pihak lapas dengan napi , para napi yang mengerjakan produk tersebut mendapatkan premi , atau uang hasil penjual produk kerajinan, setelah dipotong oleh pihak lapas untuk biaya bahan baku kerajinan .

Untuk hanger baju , sepuluh orang napi yang dibagi dua kelompok , setiap minggunya mampu menyelesaikan 200 hingga 300 lusin , setiap kelompok akan mendapatkan premi sebesar Rp 250 per lusin . Sementara untuk produk kerajinan meja belajar , yang juga dikerjakan 2 kelompok ini , setiap minggu dapat menyelesaikan 300 hingga 400 buah , mendapat pembagian premi 50 persen .

Saat ini para napi yang mengerjakan dua produk kerajinan tersebut tidak mendapatkan premi lagi , yang nilainya tergolong lumayan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri di koperasi lapas .

Meski sejumlah produk kerajinan tak berproduksi lagi , namun pihak Lapas Kelas II B Tulungagung, tetap melakukan sejumlah pelatihan kemandirian kepada para napi dan tahanan , seperti pelatihan perkayuan , permebelan , serta pengelasan . Selain dapat menghilangkan rasa penat , juga memberikan ketrampilan para napi untuk bekal ketrampilan seusai masa hukumannya habis. (pul/**)

Sumber : pojokpitu.com

0 komentar:

Posting Komentar